google.com
Sayyid Ahmad Badawi RA pada waktu malam ia gunakan untuk taat kepada Allah dengan melakukan qiyamul lail . Jika sudah pertengahan malam, dia membaca Al Quran sampai terbit fajar. Dia berkata kepada Abdul Ali salah seorang muridnya: ”Dua rekaat di waktu malam jauh lebih baik daripada 1.000 rekaat di waktu siang.”
Ibnu Mas’ud RA berkata “Kami menjadikan kitab Allah (Al-Quran) sebagai wasiat dari Allah swt. yang diturunkan kepada kami. Kami membaca dan merenungi kandungannya setiap malam. Kami mengamalkan dan melaksanakannya di siang hari.“ Maksudnya melaksanakan apa yang diperintahkan Allah swt.
Kepada hamba yang salat dipuncak kegelapan malam selain disaksikan para malaikat juga, Allah swt menganugerahkan pahala antara lain dalam bentuk rumah-rumah megah besar yang gemerlapan di surga. ”Manakala si hamba bangun pada bagian malam terakhir, ia berhak mendapat rahmat dan kasih sayang Allah“ (Muh. Imran)
Abu Sa’id al-Khudri meriwayatkan bahwa pada suatu malam, Usaid bin Hudhair, usai tahajjud, membaca Al-Quran di dekat kandang kuda, tiba-tiba kudanya ketakutan dan meringkik. Dia terus membaca, kudanya kembali ketakutan. Usaid khawatir, Yahya, anaknya yang masih kecil terinjak kuda. Lalu Usaid berdiri menghampiri kuda itu. Tiba-tiba di atas kepala Usaid ada lingkaran seperti payung itu laksana mempunyai lampu-lampu yang menembus angkasa hingga menghilang. Setelah tiba waktu subuh, Usaid pergi menemui Rasulullah saw dan menceritakan kejadian tersebut. Rasulullah saw bersabda “Itu adalah malaikat yang mendengar bacaanmu. Seandainya kamu terus membaca, malaikat itu pasti dapat dilihat oleh manusia dengan mata telanjang.“ (HR.Bukhari Muslim).
Abdullah bin Ghalib, adalah orang yang selalu membaca Al Quran, tahajjud dan berpuasa. Ketika ia wafat tahun 152 H., terjadi sesuatu keanehan. Dari kuburannya menyeruak harum wangi minyak kesturi. Ada seorang sahahabatnya bermimpi ketemu Abdullah bin Ghalib dan bertanya “Apa yang engkau lakukan?“. “Aku ke surga.“ jawabnya. “Apa amalan kamu?“ Tanyanya lagi. Ia menjawab “Dengan keyakinan yang amat baik, terus-menerus bertahajjud, banyak berpuasa sunah dan menjauhi apa yang diharamkannya.“ “Lalu bagaimana dengan harum wangi yang terdapat dalam kuburanmu?“. Tanyanya lagi. “Itu adalah wanginya bacaan Al-Quran dan banyaknya puasa sunah dan tahajjud.“ Jawabnya.
Mayoritas orang-orang saleh zaman dahulu, gemar membaca Al-Quran terutama di malam hari. Meraka tidak ingin sehari pun tanpa memandang mushaf Agung Al-Quran. Disebutkan bahwa sebagian ahli fiqih Mesir mendatangi imam Syafi'i pada saat menjelang subuh. Sementara itu, dihadapan Imam Syafi'i ada sebuah mushaf yang terkembang sedang dibaca. As-Syafi'i berkata kepada mereka “Kamu sekalian telah disbukkan oleh fiqih sehingga jarang membaca Al-Quran. Sungguh, aku selalu menghadirkan Al-Quran dihadapanku setelah shalat isya, lalu aku membacanya dan tidak menutupnya sebelum waktu subuh tiba.”
Syaikh Shaqiq Balkhi berkata “Lima hal dapat diperoleh melalui 5 saluran. Pertama Keberkahan dalam makanan sehari-hari melalui salat isyraq. Kedua cahaya dalam kubur melalui Tahajjud. Ketiga, Jawaban yang memuaskan terhadap Munkar dan Nakir melalui pembacaan Al Quran. Keempat, kemudahan menyeberangi shirat melalui puasa dan zakat. Kelima, Ruangan di bawah naungan asry Allah pada hari kiamat melalui zikir.”
Wallahu’alam.
Oleh: Kutub
Bagikan artikel ini bila bermanfaat. "Barangsiapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya" (HR. Muslim)
Sign up here with your email
Jika ada kesalahan silahkan berkomentar. Terima kasih telah saling mengingatkan dalam kebaikan dengan memberikan kritik dan saran. ConversionConversion EmoticonEmoticon