google.com
Apakah kita.. Sering luput dari dzikir
pagi dan petang? Merasa tidak sempat untuk sholat rawatib? Merasa sibuk untuk
menghadiri majelis ilmu? Kehabisan waktu untuk membaca 1 halaman Al Qur'an? Merasa lelah
ketika akan sholat malam? Dan kehabisan agenda untuk mengunjungi teman yang sakit?
Tetapi kita selalu sempat menonton berita di internet. Tidak pernah
ketinggalan up date dan mengikuti status di facebook. Selalu aktif berkomentar
dalam grup-grup watsapp. Dan, tidak pernah absen dalam menghadiri majelis ghibah dan senda
gurau.
Apakah kita merasa waktu kita sangat sempit dan sedikit untuk
melakukan hal-hal bermanfaat? Merasa
kesibukan dunia kita terlalu padat sehingga sering berudzur meninggalkan ibadah
kita? Mungkin itu tanda
tidak adanya keberkahan dalam waktu kita.
Berkata seorang sahabat Nabi yang mulia
Abdullah bin Mas'ud RA: "Aku tidaklah menyesali
sesuatu lebih besar dari pada penyesalanku terhadap satu hari yang berlalu,
berkurang umurku, dan tidaklah bertambah amalku."
Seorang ulama juga berkata: "Barangsiapa yang harinya berlalu tanpa ada
kebenaran yang ia tegakkan, atau kewajiban yang ia laksanakan, atau kemuliaan yang ia raih, atau perbuatan
terpuji yang ia kerjakan, atau kebaikan yang ia
rintis, atau ilmu yang ia kutip. Sungguh ia
telah mendurhakai waktunya, dan
mendzolimi dirinya."
Maka mari kita perhatikan, bahwa para ulama
shalih tidaklah menilai bahwa suatu waktu menjadi bermanfaat dari banyaknya
kekayaan dihasilkan, Atau gelar kehormatan yang diraih, atau ketenaran didapat. Tetapi, dari
banyaknya amal sholih yang dihasilkan dari waktu tersebut.
Para ulama terdahulu adalah orang-orang
yang sangat memperhatikan masalah waktu, mereka berkata: "Sesungguhya menyia-nyiakan waktu itu lebih berat daripada kematian, karena
menyia-nyiakan waktu memutuskan
seseorang dari Allah dan akhirat, sedangkan kematian memutuskan seseorang dari
keluarga dan dunianya."
Berkata Hasan Al Bashri rahimahullah: "Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau
adalah hari-hari. Apabila pergi harimu, berarti telah pergi sebagian
dirimu."
Juga ia berkata: "Tidaklah hari itu muncul bersama terbitnya fajar, keculai ia berkata:
'Wahai anak Adam, aku adalah makhluk yang baru, dan aku bersaksi atas
amal-amalmu, maka berbekallah denganku, karena sesungguhnya bila aku pergi aku
tidak akan kembali lagi sampai hari kiamat nanti'."
Janganlah kita mengira bahwa perkataan
mereka hanyalah perkataan kosong tanpa bukti. Sebaliknya, sangat banyak
catatan-catatan mengenai semangat mereka dan kesungguhan mereka dalam menjaga
waktu.
Di antaranya perkataan orang-orang tentang
Abdullah putra Imam Ahmad: "Demi
Allah, kita tidak melihatnya kecuali ia sedang tersenyum, sedang membaca atau
sedang menelaah kitab."
Begitu pula, dikatakan tentang Al Khatib Al
Baghdadi: "Tidaklah kami melihat
beliau kecuali beliau sedang menelaah sebuah kitab."
Imam Ad Dzahabi menyebutkan tentang Abdul
Wahab Bin Abdil Wahhab Al Amiin: "Sesungguhya ia sangat menjaga waktunya, tidaklah
berlalu 1 jam kecuali ia membaca Al Qur'an atau berdzikir atau sholat tahajjud
atau memperdengarkan bacaan Al Qur'an."
Masih banyak kisah yang menakjubkan dari
para ulama dalam memanfaatkan waktu..
Berkata seorang murid Al Imam Abdur Rahman
bin Mahdi rahimahullah tentang Imam Hammad bin Salamah: "Seandainya dikatakan kepada Hamad bin Salamah bahwa esok ia mati,
maka ia tidak sanggup lagi untuk menambah amalannya sedikitapiun."
MasyaAllah.. Hal itu dikarenakan banyaknya
amalan yang ia lakukan secara rutin!
Berkata Ammar bin Raja': "Saya melewati 30 tahun tidak makan
dengan tanganku di malam hari, dan saudara perempuankulah yang menyuapiku,
karena kesibukanku menulis hadist."
Begitu pelitnya beliau dengan waktu, sampai
tidak mau waktunya berkurang karena makan!
Tidak kalah mengagumkan kisah Imam Ibnu
Jarir At Thabari. Dikisahkan bahwa ia berkata pada teman-temannya: "Apakah kalian
berminat menulis tafsir Al Qur'an?" Mereka menjawab: "Berapa panjangnya?" Ia berkata: "30 ribu lembar." Para sahabatnya terkejut dan berkata: "Kalau begitu bisa habis umur
kami." Maka beliau pun meringkasnya menjadi tiga
ribu lembar dan mendiktekannya kepada para sahabatnya selama 7 tahun. Setelah selesai,
ia kembali berkata: "Apakah kalian
berminat pada tarikh (sejarah) sejak Nabi Adam sampai jaman kita ini?" Mereka kembali bertanya: "Berapa panjangnya?" Dan beliau menyebutkan sebagaimana
perkataan beliau pada tafsir, maka mereka menjawab dengan jawaban yang sama,
maka Ibnu Jarir berkata: "Inna
lillah.. Sungguh telah mati kesungguhan." Dan ia pun kembali meringkasnya sebagaimana
ia meringkas tafsir.
Kita mungkin tidak bisa meraih keberkahan
seperti mereka, tapi setidaknya kita dapat mengusahakannya, agar waktu kita
dapat menjadi ladang amal yang bermanfaat di akhirat kelak. Bukan
sebaiknya, menjadi sumber penyesalan dan kerugian di akhirat nanti.
Beberapa cara agar waktu kita menjadi
barakah adalah:
- Beriman
dan bertakwa
- Melazimi
Al Qur'an, karena Allah berfirman yang artinya: "Dan Kitab ini
(Al Qur'an) yang kami turunkan dengan penuh berkah, maka ikutilah ia dan
bertakwalah agar engkau mendapat rahmat." (QS Al An'am: 155)
- Memperbanyak
beramal sholih baik dengan hati, lisan dan perbuatan
- Bersegera
beramal sejak pagi hari, sebagaimana doa Rasulullah shalallahu alaihi wa
sallam: "Ya Allah, berkahilah
umatku pada pagi hari mereka."
- Menjaga
sholat fajr (sholat subuh) karena menjaga sholat subuh adalah kunci
keberkahan sepanjang hari.
- Belajar ilmu atau mengajarkannya
Maka, mari kita bersungguh sungguh
memanfaatkan waktu kita. Ingatlah, bahwa suatu
saat nanti kita akan menghadapi hari dimana kita harus mempertanggung
jawabkannya.
Hari di mana seorang raja tidak akan
meminta kembali istananya; seorang pemimpin tidak akan meminta kembali
kekuasaannya dan orang yang kaya tidak akan meminta dikembalikan hartanya.
Tetapi mereka semua akan meminta
dikembalikan WAKTU yang mereka habiskan tanpa amal shalih!
sumber: bimbinganislam.com
Bagikan artikel ini bila bermanfaat. "Barangsiapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya" (HR. Muslim)
Sign up here with your email
Jika ada kesalahan silahkan berkomentar. Terima kasih telah saling mengingatkan dalam kebaikan dengan memberikan kritik dan saran. ConversionConversion EmoticonEmoticon